Sabtu, 27 Disember 2008

Es Nusakambangan

Nusakambangan tidak hanya tempat untuk teroris dan bandar narkoba, yang diseret dua orang sipir ke semak-semak pada subuh hari untuk ditembak dengan senapan tepat di kepala bagian belakang. Tanpa kyai atau pendeta, apalagi keluarga, juga tanpa barisan regu tembak yang melakukan ritual bla..bla..bla.. just dor!

Nusakambangan tidak hanya pulau yang dipenuhi harimau dan ular sebesar paha, dikelilingi oleh laut dalam, yang jika sepeda motormu atau kamu sendiri tenggelam saat menyeberang dengan kapal maka hanya akan ditemukan di perairan jakarta atau australia dua minggu kemudian, tergantung musim dan arus air.

Nusakambangan tidak hanya sumber batu kapur untuk industri Semen Holcim, yang jika kamu tidur di rumah kami, di malam hari kamu akan mendengar ledakan dinamit dan suara runtuhan bebatuan gunung yang membuat lantaimu bergetar hebat.

Nusakambangan juga tempat beberapa kampung yang berisi hanya beberpa gelintir orang, petani padi atau pisang, pengrajin batu akik, tukang masak untuk para sipir penjara. Kakek-ku adalah kepala sipir di salah satu penjara di sana. Jadi sudah bertahun-tahun keluargaku tinggal disana, bukan sebagai narapidana, tetapi sebagai penduduk asli.

Suatu hari ayahku menceritakan cerita paling memilukan yang pernah aku dengar. Saat itu ayahku yang masih muda mengajak tiga orang adiknya (paman-pamanku) yang masih anak-anak untuk pertama kalinya keluar dari pulau Nusakambangan. Keluar dari pelabuhan ayahku membelikan Es Orson (sirup rasa buah yang diencerkan dengan air dan ditambahkan es batu di dalamnya. Dua orang dari mereka langsung meminumnya karena cuaca yang panas, tetapi adik yang paling kecil hanya diam dengan mata mengrenyit, memonyongkan bibirnya dan menggerutu.

"Sudah.. diminum.. kamu kenapa?" tanya ayahku.
"Nggak mau!" kata pamanku yang paling kecil,
"Minumnya ada belingnya" menunjuk es batu di dalam plastik dengan lugu.

Nusakambangan tidak hanya berisi teroris, harimau, dan dinamit. Nusakambangan juga berisi anak yang takut minum es orson karena belum pernah melihat es batu seumur hidupnya. Kasihan...

Tiada ulasan:

Catat Ulasan